Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk menyalah gunakan atau mengintimidasi orang lain. Hal ini mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik, atau paksaan dan dapat dilakukan berulang-ulang terhadap korban tertentu atas dasar kemampuan, gender, ras, agama dan lain sebagainya.
Definisi bullying selain diatas adalah kegiaatan yang dilakukan dengan tujuan memojokan orang lain dengan nada merendahkan, mengolok-olok sampai berbuat kekerasan fisik.
Seringkali Bullying terjadi bukan karena disebabkan konflik atau sedang emosi yang tidak selesai, tetapi akan lebih mengarah kepada rasa merasa paling kuat dan memiliki hak untuk merendahkan, menghina atau bertindak semena-mena kepada orang lain.
Penanganan yang bisa dilakukan oleh guru:
1. Usahakan mendapat kejelasan mengenai apa yang terjadi. Tekankan bahwa kejadian tersebut bukan kesalahannya.
2. Bantu anak mengatasi ketidaknyamanan yang ia rasakan, jelaskan apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Pastikan anda menerangkan dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak. JANGAN PERNAH MENYALAHKAN ANAK atas tindakan bullying yang ia alami.
3. Mintalah bantuan pihak ketiga (guru atau ahli profesional) untuk membantu mengembalikan anak ke kondisi normal, jika dirasakan perlu. Untuk itu bukalah mata dan hati Anda sebagai orang tua. Jangan tabu untuk mendengarkan masukan pihak lain.
4. Amati perilaku dan emosi anak anda, bahkan ketika kejadian bully yang ia alami sudah lama berlalu (ingat bahwa biasanya korban menyimpan dendam dan potensial menjadi pelaku di kemudian waktu). Bekerja samalah dengan pihak sekolah (guru). Mintalah mereka membantu dan mengamati bila ada perubahan emosi atau fisik anak anda. Waspadai perbedaan ekspresi agresi yang berbeda yang ditunjukkan anak anda di rumah dan di sekolah (ada atau tidak ada orang tua / guru / pengasuh).
5. Binalah kedekatan dengan teman-teman anak anda. Cermati cerita mereka tentang anak anda. Waspadai perubahan atau perilaku yang tidak biasa.
6. Minta bantuan pihak ke tiga (guru atau ahli profesional) untuk menangani pelaku.
2. Bantu anak mengatasi ketidaknyamanan yang ia rasakan, jelaskan apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Pastikan anda menerangkan dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak. JANGAN PERNAH MENYALAHKAN ANAK atas tindakan bullying yang ia alami.
3. Mintalah bantuan pihak ketiga (guru atau ahli profesional) untuk membantu mengembalikan anak ke kondisi normal, jika dirasakan perlu. Untuk itu bukalah mata dan hati Anda sebagai orang tua. Jangan tabu untuk mendengarkan masukan pihak lain.
4. Amati perilaku dan emosi anak anda, bahkan ketika kejadian bully yang ia alami sudah lama berlalu (ingat bahwa biasanya korban menyimpan dendam dan potensial menjadi pelaku di kemudian waktu). Bekerja samalah dengan pihak sekolah (guru). Mintalah mereka membantu dan mengamati bila ada perubahan emosi atau fisik anak anda. Waspadai perbedaan ekspresi agresi yang berbeda yang ditunjukkan anak anda di rumah dan di sekolah (ada atau tidak ada orang tua / guru / pengasuh).
5. Binalah kedekatan dengan teman-teman anak anda. Cermati cerita mereka tentang anak anda. Waspadai perubahan atau perilaku yang tidak biasa.
6. Minta bantuan pihak ke tiga (guru atau ahli profesional) untuk menangani pelaku.
Pencegahan buat anak yang menjadi korban bullying:
1. Bekali anak dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri, terutama ketika tidak ada orang dewasa/ guru/ orang tua yang berada di dekatnya. Ini berguna untuk pertahanan diri anak dalam segala situasi mengancam atau berbahaya, tidak saja dalam kasus bullying. Pertahanan diri ini dapat berbentuk fisik dan psikis.
Pertahanan diri Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik (bersepeda, berlari), kesehatan yang prima.
Pertahanan diri Psikis : rasa percaya diri, berani, berakal sehat, kemampuan analisa sederhana, kemampuan melihat situasi (sederhana), kemampuan menyelesaikan masalah.
2. Bekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya. Untuk itu, selain kemampuan mempertahankan diri secara psikis seperti yang dijelaskan di no. 1a. Maka yang diperlukan adalah kemampuan anak untuk bertoleransi terhadap beragam kejadian. Sesekali membiarkan (namun tetap mendampingi) anak merasakan kekecewaan, akan melatih toleransi dirinya.
3. Walau anak sudah diajarkan untuk mempertahankan diri dan dibekali kemampuan agar tidak menjadi korban tindak kekerasan, tetap beritahukan anak kemana ia dapat melaporkan atau meminta pertolongan atas tindakan kekerasan yang ia alami (bukan saja bullying). Terutama tindakan yang tidak dapat ia tangani atau tindakan yang terus berlangsung walau sudah diupayakan untuk tidak terulang.
4. Upayakan anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua.
Pertahanan diri Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik (bersepeda, berlari), kesehatan yang prima.
Pertahanan diri Psikis : rasa percaya diri, berani, berakal sehat, kemampuan analisa sederhana, kemampuan melihat situasi (sederhana), kemampuan menyelesaikan masalah.
2. Bekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya. Untuk itu, selain kemampuan mempertahankan diri secara psikis seperti yang dijelaskan di no. 1a. Maka yang diperlukan adalah kemampuan anak untuk bertoleransi terhadap beragam kejadian. Sesekali membiarkan (namun tetap mendampingi) anak merasakan kekecewaan, akan melatih toleransi dirinya.
3. Walau anak sudah diajarkan untuk mempertahankan diri dan dibekali kemampuan agar tidak menjadi korban tindak kekerasan, tetap beritahukan anak kemana ia dapat melaporkan atau meminta pertolongan atas tindakan kekerasan yang ia alami (bukan saja bullying). Terutama tindakan yang tidak dapat ia tangani atau tindakan yang terus berlangsung walau sudah diupayakan untuk tidak terulang.
4. Upayakan anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua.
Dampak Negatif Bullying
- Menimbulkan berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur. Masalah tersebut bisa jadi akan terbawa hingga korban dewasa.
- Mengalami keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot
- Merasa tidak aman ketika berada di lingkungan
- Mengurangi semangat belajar dan bahkan prestasi menjadi menurun
- Dalam kasus yang langka, korban bullying akan menunjukkan sifat kekerasan.
- Kecemasan
- Gangguan psikosomatis
- Gangguan psikiatris
- Depresi
Dampak Positif Bullying
- Lebih kuat dan tegar dalam menghadapi masalah
- Lebih termotivasi untuk menunjukan potensi supaya tidak direndahkan lagi
- Termotivasi untuk melakukan introspeksi diri.
Penyebab Bullying
- Terdapat rasa ingin berkuasa
- Akibat kurang perhatian dari orang sekitar
- Pelaku pernah menjadi korban kekerasan
- Akibat sering berkelahi
- Akibat meniru perbuatan kekerasan dari film atau game
- Dan lain-lain
Bentuk-Bentuk Bullying
Penindasan Fisik
Bentuk penindasan atau bullying ini dilakukan secara kontak yang mengakibatkan sakit fisik, luka, cedera atau menderita fisik lainnya. Contoh bentuk bullying secara fisik adalah memukul, menendang dan lain sebagainya.
Bentuk penindasan atau bullying ini dilakukan secara kontak yang mengakibatkan sakit fisik, luka, cedera atau menderita fisik lainnya. Contoh bentuk bullying secara fisik adalah memukul, menendang dan lain sebagainya.
Penindasan Psikologis
Bentuk penindasan ini mengakibatkan trauma psikologis, perasaan takut, depresi, kecemasan, stress dan juga gusar bagi yang menerima bullying.
Bentuk penindasan ini mengakibatkan trauma psikologis, perasaan takut, depresi, kecemasan, stress dan juga gusar bagi yang menerima bullying.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar